Sabtu, 09 April 2016

Teknik Pemilihan Bibit Sapi



  1. Pemilihan Bibit
Bibit indukan ataupun pejantan yang dipilih adalah bibit yang mempunyai keunggulan masing-masing, seperti pada usia sapih( berumur sekitar 205 hari), usia muda (berumur sekitar 365 hari), dan yang berusia dewasa (sekitar 2 tahun). Sapi yang unggul tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri yang tampak diluar:
  • Warna badan pada sapi sama dengan bangsanya. Misalnya sapi Peranakan Ongole yang berwarna putih
  • Kesesuaian, bentuk, dan ukuran antara kepala, leher, dan tubuh ternak.
  • Tingkat pertumbuhan bobot badan harian (PBH) pada saat sapi berumur tertentu.
  • Tidak mempunyai cacat tubuh yang bersifat bawaan atau menurun.
  • Untuk penjantan, testes sapi yang berusia delapan belas(18) bulan harus simetris, menggantung.
  • Secara normal sapi dalam keadaan sehat. Ini bisa kita lihat dari matanya yang nampak cerah, geraknya lincah, namun si sapi tidak liar. Serta tidak menampakkan tanda-tanda yang aneh atau tidak wajar pada organ reproduksinya.
Pemilihan Bibit Sapi Secara Khusus:
Sapi Induk:
  • Sapi induk harus bisa melahirkan anak secara teratur, kuran dari 14 bulan (<14 bulan)
  • Turunannya anak sapi jantan, maupun betina tidak cacat
  • Kegiatan Reproduksi Normal.
Calon Pejantan
  • Memiliki catatan bobot sapih 205 hari diatas rata-rata, dan memiliki tingkat perumbuhan bobot harian(PBH) umur 1-1,5 diatas rata-rata.
  • Memiliki libido dan mutu sperma yang baik.
Calon Induk
  • Memiliki bobot sapih (205 hari) dan berat badan pada usia 12 bulan diatas rata-rata.
  • Penampilan fenotipe (f1)/ turunan anak sapi sesuai dengan kelas dan bangsa sapi
  • Usia diatas 12 bulan.
  • Estrus pertama usia 14 bulan, jadi kawain pertama pda usia 18 bulan, pada bobot badan >230 Kg.





Sistem Pemberian Pakan
Dalam memilih bahan pakan, beberapa pengetahuan penting berikut ini harus diketahui sebelumnya yaitu :
  1. Bahan pakan harus mudah diperoleh dan sedapat mungkin terdapat di daerah  sekitar sehingga tidak menimbulkan masalah biaya transportasi dan kesulitan  mencarinya;
  2. Bahan pakan harus terjamin ketersediaannya sepanjang waktu dalam jumlah yang mencukupi keperluan;
  3. Bahan pakan harus mempunyai harga yang layak dan sedapat mungkin  mempunyai fluktuasi harga yang tidak besar;
  4. Bahan pakan diusahakan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia yang sangat utama. Seandainya harus menggunakan bahan pakan tersebut maka usahakanlah agar digunakan satu macam saja;
  5. Bahan pakan harus dapat diganti dengan bahan pakan lain yang kandungan  zat-zat makanannya hampir setara;
  6. Bahan pakan tidak mengandung racun dan tidak dipalsukan atau tidak menampakkan perbedaan warna, bau atau rasa dari keadaan normalnya.
BPMPT (2011), melaporkan pakan ruminansia terdiri dari hijauan sebagai sumber serat. Hijauan merupakan bahan pakan pokok ternak ruminansia yang pada umumnya terdiri atas daun-daunan yang berasal dari rumput-rumputan, tanaman biji-bijian atau jenis kacang-kacangan. Pemberian pakan dapat dilakukan dengan 3 cara: yaitu penggembalaan (Pasture fattening), kereman (dry lot faatening) dan kombinasi cara pertama dan kedua  : 
  1. Sistem Penggembalaan (Pasture Fattening), adalah sistem penggembalaan  dengan melepas sapi-sapi di padang rumput, yang biasanya dilakukan di daerah yang mempunyai tempat  cukup luas, dan memerlukan waktu sekitar 5-7 jam per hari untuk mengembalakan ternak.
  2. Sistem kereman  (dry lot fattening) adalah sistem yang menggembalakan ternak di dalam kandang,  Ternak tidak dilepas, pakan dapat diberikan dengan cara dijatah/ disuguhkan.  Sapi yang dikandangkan dan pakan diperoleh dari ladang, sawah/tempat lain. Setiap hari sapi memerlukan pakan kira-kira sebanyak 10% dari berat badannya dan juga pakan tambahan 1% - 2% dari berat badan. Ransum tambahan berupa dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa, gaplek, ampas tahu yang diberikan dengan cara dicampurkan dalam rumput di tempat pakan. Selain itu, dapat ditambah mineral sebagai penguat berupa garam dapur, kapur. Pakan sapi dalam bentuk campuran dengan jumlah dan perbandingan tertentu.
  1. Sistem kombinasi cara pertama dan kedua adalah sistem ternak tersebut digembalakan dan dikandangkan. Pemberian pakan sapi yang terbaik adalah kombinasi antara penggembalaan dan keraman.  Menurut keadaannya, jenis hijauan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu hijauan segar, hijauan kering, dan silase. Macam hijauan segar adalah rumput-rumputan, kacang-kacangan (leguminosa) dan tanaman hijau lainnya. Rumput yang baik untuk pakan sapi adalah rumput gajah, rumput raja (king grass), daun turi, daun lamtoro.
Pemberian jumlah pakan berdasarkan periode sapi seperti anak sapi sampai sapi dara, periode bunting, periode kering dan laktasi. Pada anak sapi pemberian konsentrat lebih tinggi daripada rumput. Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa umumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1-2% dari BB. Sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanan tambahan sebesar 25% hijauan dan konsentrat dalam ransumnya.
Pembangunan Kandang

Sistem Perkandangan ternak sapi potong
Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan (Sugeng, 2006).          
Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok. Pada kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 X 1,5 m. Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas, sehingga energi yang diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang karena banyak bergerak. Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi memerlukan tempat yang lebih luas daripada kandang individu. Kelemahan yaitu terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh daripada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan (Anonimc, 2010).
Dalam pembangunan kandang atau perkandangan diperlukan perencanaan yang seksama. Perencanaan tersebut perlu dipertimbangkan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dari sebuah bangunan perkandangan. Kandang yang memiliki persyaratan akan membuat usaha ternak semakin baik. Karena dengan semakin baiknya persyaratan kandang, ternak yang dipelihara akan semakin sehat (Purbowati & Rianto, 2009)
a.       Syarat Kandang
-       Bahan kandang dari kayu/ bambu serta kuat
-       Letak kandang terpisah dari rumah dan jaraknya cukup jauh. Lantai dari semen/tanah yang dipadatkan, dan harus dibuat lebih tinggi dari tanah sekitarnya.
-        Ventilasi udara dalam kandang harus baik.
-        Drainase di dalam dan luar kandang harus baik.
b.      Ukuran kandang
-           Sapi betina dewasa 1,5 X 2 m/ekor
-          Sapi jantan dewasa 1,8 X 2 m/ekor
-           Anak sapi 1,5 X 2 m/eko
Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan.Pembuatan kandang untuk tujuan penggemukan (kereman) biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas ternak yang dipelihara hanya sedikit (Anonimd, 2010).
Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas kandang yang hangat.Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah dipakai harus disuci hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, seperti creolin, lysol, dan bahan lainnya.Ukuran kandang yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5x2 m atau 2,5x2 m, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8x2 m dan untuk anak sapi cukup 1,5x1 m per ekor, dengan tinggi atas + 2-2,5 m dari tanah. Temperatur di sekitar kandang 25-40O  (33O) dan kelembaban 75%. Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100-500 m) hingga dataran tinggi (> 500 m (Anonimd 2010).
Konstruksi kandang sapi seperti rumah kayu. Atap kandang berbentuk kuncup dan salah satu/kedua sisinya miring. Lantai kandang dibuat padat, lebih tinggi dari pada tanah sekelilingnya dan agak miring kearah selokan di luar kandang. Bahan konstruksi kandang adalah kayu gelondongan/papan yang berasaldari kayu yang kuat. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat, tetapi agak terbuka agar sirkulasi udara didalamnya lancar. Termasuk dalam rangkaian penyediaan pakan sapi adalah air minum yang bersih. Air minum diberikan secara ad libitum, artinya harus tersedia dan tidak boleh kehabisan setiap saat. Tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi dari pada permukaan lantai.Dengan demikian kotoran dan air kencing tidak tercampur didalamnya (Anonime, 2010).
Sebelum membuat kandang sebaiknya diperhitungkan lebih dulu jumlah sapi yang akan dipelihara. Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2 m. Sedangkan untuk seekor sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m dan untuk seekor anak sapi cukup 1,5x1 m. Termasuk dalam perlengkapan kandang adalah tempat pakan dan minum, yang sebaiknya dibuat di luar kandang, tetapi masih dibawah atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak/ tercampur kotoran (Anonimf, 2010).
Berikut ini adalah Jenis – Jenis Kandang
a.       Kandang beranak ( Induk dan Anak )
Kandang beranak atau kandang menyusui adalah kandang untuk pemeliharaan khusus induk atau calon induk yang telah bunting tua (7-8 bulan) sampai menyapih pedetnya, dengan tujuan menjaga keselamatan dan keberlangsungan hidup pedet. kenyamanan dan keleluasaan bagi induk dan pedet selama menyusui. Kandang beranak termasuk individu yang dilengkapi dengan palungan pada bagian depan, dan selokan pada bagian dibelakang ternak, serta di belakang kandang dilengkapi dengan halaman pelumbaran. Lantai kandang selalu bersih, kering dan tidak licin. Kontruksi pagar pelumbaran adalah lebih rapat yang menjamin pedet tidak keluar kandang. Luas kandang beranak mempunyai ukuran 3 X 3 meter termasuk palungan didalamnya (Sansoucy. 1981).
b.      Kandang individu ( Kandang Tunggal )
Kandang individu atau kandang tunggal, merupakan model kandang satu ternak satu kandang. Pada bagian depan ternak merupakan tempat palungan (tempat pakan dan air minum), sedangkan bagian belakang adalah selokan pembuangan kotoran. Sekat pemisah pada kandang tipe ini lebih diutamakan pada bagian depan ternak mulai palungan sampai bagian badan ternak atau mulai palungan sampai batas pinggul ternak Tinggi sekat pemisah sekat sekitar 1 m atau setinggi badan sapi. Sapi di kandang individu diikat dengan tali tampar pada lantai depan guna menghindari perkelahian sesamanya Luas kandang individu disesuaikan dengan ukuran tubuh sapi yaitu sekitar panjang 2,5 meter dan lebar 1,5 meter (Sansoucy. 1981).

c.       Kandang Kelompok
Kadang koloni atau kandang komunal merupakan model kandang dalam suatu ruangan kandang ditempatkan beberapa ekor ternak, secara bebas tanpa diikat.Penggunaan tenaga kerja untuk kandang koloni lebih efisien dibanding kandang model individu, karena pekerjaan rutin harian adalah membersihkan tempat pakan, minum dan memberikan pakan. Dalam hal ini satu orang tenaga kandang mampu menangani sekitar 50 ekor sedangkan untuk kandang individu sekitar 15 – 20 ekor..
d.      Kandang penggemukan
Kandang penggemukan untuk pemeliharaan sapi jantan dewasa beberapa bulan sampai mencapai bobot tertentu. Lama pemeliharaan ternak pada kandang penggemukan berkisar antara 4 – 12 bulan, tergantung pada kondisi awal ternak (umur dan bobot badan) dan ransum yang diberikan. Tipe kandang untuk penggemukan ternak jantan dewasa adalah tipe kandang individu, untuk menghindari perkelahian sesamanya Beberapa model kandang penggemukan dengan system kereman dibuat lebih tertutup rapat dan sedikit gerak untuk mengurangi kehilangan energi dan mempercepat proses penggemukan (Sansoucy. 1981).
e.       Kandang paksa
Kandang paksa atau lebih dikenal dengan kandang jepit adalah untuk melakukan kegiatan perkawinan IB, perawatan kesehatan (potong kuku) dan lain sebagainya. Kontruksi kandang paksa harus kuat untuk menahan gerakan sapi. Ukuran kandang paksa yaitu panjang sebesar 110 cm, lebar sebesar 70 cm dan tinggi sebesar 110 cm. Pada bagian sisi depan kandang dibuat palang untuk menjepit leher ternak (Sansoucy. 1981).
f.       Kandang pejantan
Kandang pejantan untuk pemeliharan sapi jantan yang kusus digunakan sebagai pemacek. Tipe kandang pejantan adala individu yang dilengkapi dengan palungan (sisi depan) dan saluran pembuangan kotoran pada sisi belakang (Kontruksi kandang pejantan harus kuat serta mampu menahan benturan dan dorongan serta memberikan kenyamanan dan keleluasaan bagi ternak. Luas kandang pejantan adalah panjang (sisi samping) sebesar 270 cm dan lebar (sisi depan) sebesar 200 cm ( Firman, 2010).























Macam Penyakit Sapi Potong

Beragam faktor dapat mempengaruhi kesehatan sapi. Namun diantara beragam faktor tersebut, lingkungan dan penularan merupakan faktor yang paling banyak membuat ternak sapi terserang penyakit. “ Mencegah lebih baik daripada mengobati “, itulah yang harus digaris bawahi. Untuk faktor lingkungan, layak diperhatikan keadaan kelembaban kandang, kebersihan lantainya, posisi ventilasi dan aliran udara, apakah sinar matahari pagi masuk dengan baik ke dalam kandang atau tidak. Pakan juga merupakan salah satu penyebab sapi terserang penyakit, oleh karenanya prosentase dan keseimbangan pakan layak dipertimbangkan dengan matang.
Lengah pada salah satu hal diatas, maka potensi keuntungan juga akan berkurang karena pengobatan penyakit pada ternak sapi tidak semudah yang dibayangkan, apalagi jika terlambat sapi bisa mati. Untuk mencegah semua kemungkinan diatas, kontrol yang ketat dan pengecekan setiap hari diperlukan.
Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit pada sapi perah dan sapi potong serta cara pengobatan dan pencegahannya.
PENYAKIT ANTHRAX
Penyakit antrax adalah jenis penyakit yang sangat berbahaya dan dapat menular pada manusia. Biasanya kategori penyakit seperti ini disebut zoonosis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis yang masuk ke dalam tubuh melalui pakan dan air minum. Selain melalui pakan dan air minum yang tidak bersih, bakteri antrax bisa masuk ke dalam tubuh sapi lewat tanah yang tercemar bakteri dan masuk melalui pernafasan atau luka pada sapi. Bakteri antrax adalah bakteri yang daya tahannya luar biasa, disinfektan dan panas terkadang tidak mampu melawan bakteri ini. Penyebarannya juga sangat cepat apabila sapi tersebut kurang makan dan kelelahan, apalagi saat musim panas. Penyakit ini bisa menyerang semua sapi dari berbagai tingkatan umur dan bisa menular kepada manusia.
Bila sapi sudah terkena antrax, sebaiknya manusia tidak mendekat dan harus berhati - hati dalam penanganannya. Bakteri dapat menular pada manusia melalui luka, pernafasan (jika menghirup bulu sapi yang terserang).
-          Ciri dan Gejala umum Antrax pada sapi adalah sebagai berikut :
  1. Sapi demam, lemah dan mudah jatuh/ambruk
  2. Radang pada bagian limpa dan akhirnya sapi menjadi diare
  3. Banyak pendarahan di beberapa bagian tubuh, biasanya berwarna hitam (pada lubang hidung dan mulut, pori - pori dan pada lubang anus sapi)
  4. Nafas tersengah – sengah
  5. Pembengkakan pada bagian bawah perut
  6. Bila sudah akut, sapi akan mati mendadak 
-          Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Antrax pada sapi :
  1. Vaksinasi spora avirulen secara berkala tiap tahun pada sapi yang belum terkena
  2. Pengecekan, pembersihan dan karantina jika pada suatu daerah sudah terkena antrax
  3. Jangan memberi makan sapi dengan akarnya, biasanya hijauan. Berikan rumputnya saja
  4. Jangan sering - sering kontak fisik dengan ternak jika tidak benar - benar darurat
  5. Jika sapi sudah terkena, berikan antibiotik dengan spektrum luas seperti Penisilin G, Oxytetracyclin, Streptomycin
  6. Hewan yang sudah mati jangan dibedah, jangan memegang langsung bagian luka. Langsung kubur saja bila perlu bakar bangkainya. 
PENYAKIT SURRA
Penyakit surra merupakan penyakit parasit yang disebabkan oleh protozoa Trypanosoma evansi. Parasit ini hidup dalam darah induk semang dan memperoleh glukosa sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah induk semangnya. Menurunnya kondisi tubuh sapi akibat cekaman misalnya stress, kekurangan pakan, kelelahan, kedinginan dan sebagainya merupakan faktor yang memicu kejadian penyakit ini. Penularan terjadi secara mekanis dengan perantaraan lalat penghisap darah seperti Tabanidae, Stomoxys, Lyperosia, Charysops dan Hematobia serta jenis arthropoda yang lain seperti kutu dan pinjal.
Penyakit surra sering menyerang sapi pada musim hujan dimana kondisi kekebalan sapi sering turun dan melemah . Beberapa kasus bahkan dapat menewaskan ternak terutama kerbau.
-          Ciri Dan Gejala Umum Penyakit Surra pada sapi adalah sebagai berikut:
  1. Gerakan sapi menjadi tidak aturan (sempoyongan, jalan berputar putar/mubeng) jika sudah parah sering kejang – kejang
  2.  Selaput lendir menguning
  3. Tidak ada nafsu makan dan bulu rontok
  4. Demam dan cepat lelah 
-          Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit Surra pada sapi :
  1. Penyemprotan insektisida di kandang ternak (biasanya sejenis asuntol) untuk mencegah datangnya serangga penghisap darah.
  2. Hindarkan kandang sapi dari tempat yang rawan menjadi sarang serangga (parit dan tempat lembab)
  3. Sisa - sisa pakan ternak jangan sampai membusuk di kandang
  4. Bila sapi luka, jangan sampai dibiarkan infeksi dan menjadi makanan bagi lalat
  5. Karantina sapi yang sakit dan berikan obat berupa atocyl maupun artosol, namun dalam penggunaannya hendaknya melalui konsultasi dengan dokter hewan setempat
PENYAKIT KUKU BUSUK
Seperti namanya, penyakit kuku busuk berkembang di bagian kuku sapi. Sering disebut sebagai penyakit Foot Rot (Pembusukan kaki/kuku). Kuman fusiformis masuk ke dalam celah kuku sapi dan berkembang disana, bahkan daya tahan kuman tersebut semakin lama jika berada di dalam kuku sapi. Penyebab masuknya kuman ini adalah dimana kuku sapi terluka akibat hantaman benda keras di tempat yang kotor dan akhirnya kuman masuk dan berkembang pesat. Jika dibiarkan, kuman ini akan berkembang menjadi penyakit yang melumpuhkan sel - sel di telapak kaki sapi hingga sapi tidak dapat berjalan.
-          Ciri dan Gejala Umum Penyakit Kuku Busuk pada sapi :
  1. Celah kuku dan tumit terlihat membengkak
  2. Keluar cairan kuning dan berbau busuk pada bagian kuku
  3. Mengelupasnya selaput pada bagian kuku diakibatkan matinya jaringan sel pada bagian tersebut
  4. Sapi terlihat pincang saat bergerak dan kesakitan 
-          Pencegahan dan Pengobatan Kuku Busuk pada Sapi :
  1.  Jaga kebersihan kandang sehingga bakteri dan kuman sulit berkembang
  2. Sering periksa kebersihan kuku sapi
  3. Jika sudah terserang, segera rendam kaki yang terserang dengan larutan formalin sebanyak 10%
  4. Untuk pengobatan dengan suntik, usahakan kaki sapi tetap kering dan disuntikkan larutan sulfat beserta antibiotik sesuai saran dokter hewan
PENYAKIT KEMBUNG PERUT (BLOAT)
Penyakit kembung perut disebabkan oleh macetnya saluran gas dalam tubuh sapi, akibatnya pencernaan tidak lancar dan bagian perut rumen membesar. Ini dapat dilihat dari bagian perut sapi sebelah kiri, apabila sapi kembung pasti akan terlihat membesar. Penyakit kembung perut yang diderita sapi, dapat menyebabkan kematian karena struktur organ sapi yang unik. Dimana pada sapi, jantungnya terletak disebelah kanan perut, bukan dibagian dada seperti halnya manusia. Hal tersebut akhirnya menyebabkan jantung sapi terhimpit oleh angin dan asam lambung saat menderita kembung. Karena kembung yang terjadi, mendesak dan mengakibatkan perut sapi membesar kesamping. Kematian pada sapi yang menderita kembung perut, biasanya rentan terjadi karena ketidaktahuan dan salah penanganan oleh peternak. Saat sapi mengalami kelumpuhan dengan perut yang kembung, banyak peternak yang memposisikan sapi mereka telentang. Hal itu menyebabkan, jantung sapi terhimpit dengan lebih cepat.
Penyebab utama sapi terserang kembung adalah rumput - rumputan yang basah, kurang berserat. Oleh karenanya seleksi hijauan mutlak diperlukan dan berikan presentase hijauan jenis leguiminose maksimal lima puluh persen.
-          Ciri dan Gejala Umum Penyakit Kembung Perut / Bloat pada sapi:
  1. Perut bagian kiri membesar karena gas tidak dapat keluar
  2. Pernafasan terganggu karena organ pernafasan ditekan oleh membesarnya rumen
  3. Gerakan kurang lincah dan sering terjatuh
  4. Dalam kondisi parah, hewan bisa lumpuh dan mati 
-          Pencegahan dan Pengobatan Kembung Perut pada sapi :
  1. Jangan biasa memberikan pakan rumput yang masih basah, terutama di pagi hari
  2. Kurangi prosentase pemberian leguminose hijauan
  3. Jerami kering berikan di pagi hari sebelum memakan hijauan jenis lain
  4. Usahakan ternak banyak bergerak sehingga mengurangi gas pada lambung
  5. Cara pengobatan yang biasa diberikan adalah anti bloat yang mengandung dimethicone dan minyak nabati yang berasal dari kacang tanah. Minyak nabati bisa disuntikkan pada sapi yang terkena bloat
  6. Konsultasikan pada dokter hewan untuk penggunaan obat yang tepat
PENYAKIT DEMAM
Demam ini umum disebut demam 3 hari. Istilah kedokterannya adalah BOVINE EPHEMERAL FEVER (BEF). Penyebab demam BEF ini adalah gigitan lalat Cullicoides sp dan nyamuk Culex Sp. Penyakit ini tergolong mudah diatasi dan tidak menular terutama bagi manusia.
-          Ciri dan Gejala Umum Penyakit Demam (BEF) pada sapi adalah :
  1. Sapi terlihat lemah dan lesu
  2. Sapi demam tinggi dan terkesan pincang
  3. Susah bergerak dan berdiri
  4. Sesak dan gemetaran
  5. Timbul cairan pada bagian hidung dan mata ternak
  6. Nafsu makan menurun
  7. Pada sapi perah, produksi susu akan menurun 
-          Pencegahan dan Pengobatan Demam pada sapi :
  1.  Lingkungan yang bersih
  2. Penggunaan insektisida pada kandang
  3. Berikan obat penurun panas dan usahakan sapi banyak minum air
  4. Obat tradisional bagi BEF adalah pemberian gula merah dan garam dapur dan diminumkan pada sapi.
  5.  Tetap konsultasi pada dokter hewan untuk lebih baiknya.
  6. Daging boleh dipotong dan dikonsumsi 
PENYAKIT INGUSAN (MALIGNANT CATHARRAL FEVER)
Penyakit ini ditularkan melalui virus Gamma Herpesvirinae dan penularan virus dari ternak jenis domba. Biasanya menyerang sapi yang sering digembalakan bercampur dengan ternak lain seperti domba dan kambing. Biasanya domba yang sudah terserang tidak menunjukkan gejala apapun, tetapi meninggalkan virus tersebut melalui bekas pakan yang telah dikunyah dan dimuntahkan kembali. Sapi yang memakan bekas makanan tersebut akan dapat terkena penyakit ingusan.
-          Ciri dan Gejala Umum Penyakit Ingusan pada sapi biasanya adalah :
  1. Timbul cairan pada bagian hidung dan mata ternak, lama kelamaan akan berubah dari encer menjadi lebih kental
  2. Ternak mulai terlihat meneteskan air liur
  3. Bagian moncong kering dan terkadang keluar nanah
  4. Ternak terdengar sulit bernafas dan gemetar
  5. Bagian mata terlihat keruh dan cenderung memutih
  6. Jika sudah parah kulit ternak seperti terkelupas
  7. Sapi berjalan sempoyongan dan lemah, jaringan tubuh rusak dan sapi terlihat kurus
  8. Jika dibiarkan maka sapi akan lumpuh total dan mati 
-          Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Ingusan pada sapi :
  1. Jangan sering menggembalakan sapi bersamaan dengan domba atau kambing
  2. Jauhkan kandang sapi dari kandang domba yang baru datang dan belum divaksinasi
  3. Kontrol kebersihan pakan yang akan dikonsumsi oleh sapi
  4. Jaga kebersihan dan sanitasi kandang
  5. Pisahkan dan karantina sapi yang terserang
  6. Usaha yang bisa kita lakukan adalah dengan pencegahan infeksi dengan antibiotik sehingga gejala tidak meluas
  7. Penyakit ini belum ada obat yang mampu menghilangkan secara keseluruhan, namun dapat hilang sendiri jika penanganan kita cepat dan sapi dipelihara dengan baik
  8. Usahakan penanganan secara langsung setelah terlihat gejala ringan, biasanya 4 hari setelah terserang sapi akan semakin memburuk
  9. Konsultasikan pada dokter hewan terkait pemakaian obat. Ingat, obati secara langsung setelah terlihat gejala ingusan, jangan terlambat.
  10. Ternak yang mati tetap dapat dipotong dan dikonsumsi, namun bagian yang terinfeksi harus dibuang.
PENYAKIT KUDIS (SCABIES)
Penyakit Kudis (Scabies) merupakan penyakit zoonoisis dan dapat menular pada manusia. Biasanya disebabkan oleh alat dan kandang yang kotor. Kotoran tersebut terkadang mengandung tungau sarcoptes scabei. Ternak sapi yang sehat biasanya tertular jika sudah terjadi kontak langsung dengan sapi yang terkena skabies. Biasanya sapi yang terserang skabies terkesan seperti ternak yang gatal - gatal.
-          Ciri dan Gejala Umum Penyakit Scabies pada sapi adalah :
  1. Sapi sering menggigit bagian tubuhnya
  2. Terkadang menggosok - gosokkan badannya pada kandang (seperti menggaruk - garuk)
  3. Bulu rontok dan nanah mulau muncul pada bagian tubuh
  4. Karena ini adalah penyakit kulit sapi, akan timbul kerak berwarna abu - abu pada bagian tubuh sapi dan kulit terkesan kaku 
-          Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Skabies pada sapi :
  1. Kandang usahakan berjauhan dengan rumah tinggal
  2. Aliran udara dan sanitasi kandang usahakan bagus
  3. Usahakan kandang sapi kering dan selalu bersih
  4. Hewan yang terdiagnosa skabies harus dipisahkan dan dikarantina
  5. Pengobatan yang aman biasanya dengan pemberian minyak kelapa dicampur dengan kapur barus kemudian gosokkan pada kulit yang terkena.
  6. Serbuk belerang, dicampur dengan kunyit dan minyak kelapa yang sudah dipanaskan, gosokkan pada kulit sapi. Bisa juga digosok dengan air tembakau.
  7. Sapi yang mati setelah terkena skabies tetap dapat dikonsumsi, hanya saja buang bagian yang terkena tungau. Sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter hewan.
PENYAKIT CACINGAN (HELMINTHIASIS)
Penyakit cacingan merupakan penyakit yang paling sering menyerang ternak sapi yang dipelihara secara tradisional dan tergolong penyakit yang mudah ditangani tergantung dengan banyak/sedikit-nya cacing dalam tubuh, jenis cacing yang menyerang (cacing hati, cacing pita, cacing gilig/nematoda)dan penanganan. Jenis cacing yang menyerang sapi sebenarnya sangat banyak jenisnya. Namun yang paling sering menyerang adalah jenis cacing hati dan cacing pita, biasanya disebabkan oleh kondisi pakan yang tidak bersih / mengandung larva cacing. Biasanya pada rumput hijauan. Proses pengobatan biasanya dilakukan dengan melumpuhkan cacing sehingga cacing yang mati tersebut akan ikut keluar melalui kotoran sapi.
-          Ciri dan Gejala Umum Penyakit Cacingan pada sapi adalah:
  1. Sapi tidak nafsu makan
  2. Sapi terlihat kurus dari hari ke hari
  3. Susah buang air besar / tidak teratur
  4. Diare berkepanjangan dan mencret
  5. Gerakan melemah dan mata sayu
  6. Nafas terengah – engah
  7. Hidung dan mulut mulai kering 
-          Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Cacingan pada sapi:
  1. Usahakan kandang tidak sering lembab
  2. Jangan terlalu sering menggembalakan sapi karena kita tidak bisa mengontrol kebersihan rumput yang dikonsumsi oleh sapi
  3. Sisa pakan di kandang jangan dibiarkan terlalu lama, segera buang atau olah menjadi pupuk tanaman
  4. Berikan obat cacing secara rutin dan berkala (biasanya dua bulan sekali)
  5. Obat yang biasanya digunakan oleh dokter hewan adalah dalam jenis benzimidazol, Imidathiazol dan Avermectin (konsultasi dengan dokter hewan sebelum menggunakan)
  6. Pengobatan tradisional dengan pemberian daun / buah nanas. Terutama untuk melumpuhkan cacing nematoda. Untuk cacing lainnya, bisa diberikan bawang putih karena sangat efektif dan tidak terdapat efek samping.
PENYAKIT NGOROK (SEPTICHAEMA EPIZOOTICA) 
Penyakit ngorok adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan sapi yang berusia muda (umur 6-24 bulan). Penyakit ini disebabkan oleh bakteri PastureIla multocida. Bakteri ini biasanya menyerang sapi yang baru mengalami perjalanan jauh. Penularan penyakit terjadi melalui makanan dan minuman yang tercemar bakteri.
-          Ciri dan Gejala umum Penyakit Ngorok pada sapi adalah sebagai berikut:
  1. Membengkaknya kulit kepala dan selaput lendir lidah disertai warna merah dan kebiruan
  2. Membengkaknya leher, anus, dan vulva; paru-paru meradang
  3. Selaput lendir usus dan perut masam serta berwarna merah tua
  4. Sapi mengalami demam dan sulit bernapas sehingga terdengar mengorok.
  5. Dalam keadaan sangat parah, sapi akan mati dalam waktu antara 12-36 jam. 
-          Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Ngorok pada sapi:
  1. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan memberikan vaksinasi anti-SE, setiap 6 bulan sekali.
  2. Pengobatannya dapat dilakukan dengan memberikan antibiotika atau sulfa.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

author
Aji Amin Setiadin
Hanya bagian kecil dari bumi yang ingin memberikan manfaat untuk orang lain.