- Pemilihan Bibit
Bibit
indukan ataupun pejantan yang dipilih adalah bibit yang mempunyai keunggulan
masing-masing, seperti pada usia sapih( berumur sekitar 205 hari), usia muda
(berumur sekitar 365 hari), dan yang berusia dewasa (sekitar 2 tahun). Sapi
yang unggul tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri yang tampak diluar:
- Warna badan pada sapi sama
dengan bangsanya. Misalnya sapi Peranakan Ongole yang berwarna putih
- Kesesuaian, bentuk, dan ukuran
antara kepala, leher, dan tubuh ternak.
- Tingkat pertumbuhan bobot badan
harian (PBH) pada saat sapi berumur tertentu.
- Tidak mempunyai cacat tubuh
yang bersifat bawaan atau menurun.
- Untuk penjantan, testes sapi
yang berusia delapan belas(18) bulan harus simetris, menggantung.
- Secara normal sapi dalam
keadaan sehat. Ini bisa kita lihat dari matanya yang nampak cerah,
geraknya lincah, namun si sapi tidak liar. Serta tidak menampakkan
tanda-tanda yang aneh atau tidak wajar pada organ reproduksinya.
Pemilihan Bibit Sapi Secara Khusus:
Sapi Induk:
- Sapi induk harus bisa
melahirkan anak secara teratur, kuran dari 14 bulan (<14 bulan)
- Turunannya anak sapi jantan,
maupun betina tidak cacat
- Kegiatan Reproduksi Normal.
Calon Pejantan
- Memiliki catatan bobot sapih
205 hari diatas rata-rata, dan memiliki tingkat perumbuhan bobot
harian(PBH) umur 1-1,5 diatas rata-rata.
- Memiliki libido dan mutu sperma
yang baik.
Calon Induk
- Memiliki bobot sapih (205 hari)
dan berat badan pada usia 12 bulan diatas rata-rata.
- Penampilan fenotipe (f1)/
turunan anak sapi sesuai dengan kelas dan bangsa sapi
- Usia diatas 12 bulan.
- Estrus pertama usia 14 bulan,
jadi kawain pertama pda usia 18 bulan, pada bobot badan >230 Kg.
Sistem Pemberian Pakan
Dalam memilih bahan pakan, beberapa
pengetahuan penting berikut ini harus diketahui sebelumnya yaitu :
- Bahan pakan harus mudah
diperoleh dan sedapat mungkin terdapat di daerah sekitar sehingga
tidak menimbulkan masalah biaya transportasi dan kesulitan mencarinya;
- Bahan pakan harus terjamin
ketersediaannya sepanjang waktu dalam jumlah yang mencukupi keperluan;
- Bahan pakan harus mempunyai
harga yang layak dan sedapat mungkin mempunyai fluktuasi harga yang
tidak besar;
- Bahan pakan diusahakan tidak
bersaing dengan kebutuhan manusia yang sangat utama. Seandainya harus
menggunakan bahan pakan tersebut maka usahakanlah agar digunakan satu
macam saja;
- Bahan pakan harus dapat diganti
dengan bahan pakan lain yang kandungan zat-zat makanannya hampir
setara;
- Bahan pakan tidak mengandung
racun dan tidak dipalsukan atau tidak menampakkan perbedaan warna, bau
atau rasa dari keadaan normalnya.
BPMPT (2011), melaporkan pakan
ruminansia terdiri dari hijauan sebagai sumber serat. Hijauan merupakan bahan
pakan pokok ternak ruminansia yang pada umumnya terdiri atas daun-daunan yang
berasal dari rumput-rumputan, tanaman biji-bijian atau jenis kacang-kacangan.
Pemberian pakan dapat dilakukan dengan 3 cara: yaitu penggembalaan (Pasture
fattening), kereman (dry lot faatening) dan kombinasi
cara pertama dan kedua :
- Sistem Penggembalaan (Pasture
Fattening), adalah sistem penggembalaan dengan melepas sapi-sapi
di padang rumput, yang biasanya dilakukan di daerah yang mempunyai
tempat cukup luas, dan memerlukan waktu sekitar 5-7 jam per hari
untuk mengembalakan ternak.
- Sistem kereman (dry
lot fattening) adalah sistem yang menggembalakan ternak di dalam
kandang, Ternak tidak dilepas, pakan dapat diberikan dengan cara
dijatah/ disuguhkan. Sapi yang dikandangkan dan pakan diperoleh dari
ladang, sawah/tempat lain. Setiap hari sapi memerlukan pakan kira-kira
sebanyak 10% dari berat badannya dan juga pakan tambahan 1% - 2% dari
berat badan. Ransum tambahan berupa dedak halus atau bekatul, bungkil
kelapa, gaplek, ampas tahu yang diberikan dengan cara dicampurkan dalam
rumput di tempat pakan. Selain itu, dapat ditambah mineral sebagai penguat
berupa garam dapur, kapur. Pakan sapi dalam bentuk campuran dengan jumlah
dan perbandingan tertentu.
- Sistem kombinasi cara pertama
dan kedua adalah sistem ternak tersebut digembalakan dan dikandangkan.
Pemberian pakan sapi yang terbaik adalah kombinasi antara penggembalaan
dan keraman. Menurut keadaannya, jenis hijauan dibagi menjadi 3
kategori, yaitu hijauan segar, hijauan kering, dan silase. Macam hijauan
segar adalah rumput-rumputan, kacang-kacangan (leguminosa) dan tanaman
hijau lainnya. Rumput yang baik untuk pakan sapi adalah rumput gajah,
rumput raja (king grass), daun turi, daun lamtoro.
Pemberian jumlah pakan berdasarkan
periode sapi seperti anak sapi sampai sapi dara, periode bunting, periode
kering dan laktasi. Pada anak sapi pemberian konsentrat lebih tinggi
daripada rumput. Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa umumnya diberikan
sebanyak 10% dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1-2% dari BB.
Sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanan tambahan sebesar 25%
hijauan dan konsentrat dalam ransumnya.
Pembangunan
Kandang
Sistem Perkandangan ternak sapi
potong
Kandang dapat dibuat dalam bentuk
ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada
kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu
jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua
jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua
jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan (Sugeng, 2006).
Secara umum, kandang memiliki dua
tipe, yaitu individu dan kelompok. Pada kandang individu, setiap sapi menempati
tempatnya sendiri berukuran 2,5 X 1,5 m. Tipe ini dapat memacu pertumbuhan
lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas, sehingga energi yang
diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup pokok dan produksi daging tidak
hilang karena banyak bergerak. Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu
periode penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi memerlukan
tempat yang lebih luas daripada kandang individu. Kelemahan yaitu terjadi
kompetisi dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh
daripada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan (Anonimc, 2010).
Dalam pembangunan kandang atau
perkandangan diperlukan perencanaan yang seksama. Perencanaan tersebut perlu
dipertimbangkan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dari sebuah
bangunan perkandangan. Kandang yang memiliki persyaratan akan membuat usaha
ternak semakin baik. Karena dengan semakin baiknya persyaratan kandang, ternak
yang dipelihara akan semakin sehat (Purbowati & Rianto, 2009)
a. Syarat
Kandang
- Bahan kandang
dari kayu/ bambu serta kuat
- Letak kandang
terpisah dari rumah dan jaraknya cukup jauh. Lantai dari semen/tanah yang
dipadatkan, dan harus dibuat lebih tinggi dari tanah sekitarnya.
-
Ventilasi udara dalam kandang harus baik.
-
Drainase di dalam dan luar kandang harus baik.
b. Ukuran
kandang
-
Sapi betina dewasa 1,5 X 2 m/ekor
-
Sapi jantan dewasa 1,8 X 2 m/ekor
-
Anak sapi 1,5 X 2 m/eko
Kandang dapat dibuat dalam bentuk
ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang
tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran,
sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran
yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran
tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan.Pembuatan kandang untuk tujuan
penggemukan (kereman) biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas ternak yang
dipelihara hanya sedikit (Anonimd, 2010).
Lantai kandang harus diusahakan
tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari
tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai tanah
dialasi dengan jerami kering sebagai alas kandang yang hangat.Seluruh bagian
kandang dan peralatan yang pernah dipakai harus disuci hamakan terlebih dahulu
dengan desinfektan, seperti creolin, lysol, dan bahan lainnya.Ukuran kandang
yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5x2 m atau 2,5x2 m,
sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8x2 m dan untuk anak sapi cukup
1,5x1 m per ekor, dengan tinggi atas + 2-2,5 m dari tanah. Temperatur di
sekitar kandang 25-40O (33O) dan kelembaban 75%. Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100-500 m) hingga
dataran tinggi (> 500 m (Anonimd 2010).
Konstruksi kandang sapi seperti
rumah kayu. Atap kandang berbentuk kuncup dan salah satu/kedua sisinya miring.
Lantai kandang dibuat padat, lebih tinggi dari pada tanah sekelilingnya dan
agak miring kearah selokan di luar kandang. Bahan konstruksi kandang adalah
kayu gelondongan/papan yang berasaldari kayu yang kuat. Kandang sapi tidak
boleh tertutup rapat, tetapi agak terbuka agar sirkulasi udara didalamnya
lancar. Termasuk dalam rangkaian penyediaan pakan sapi adalah air minum yang
bersih. Air minum diberikan secara ad libitum, artinya harus tersedia dan tidak
boleh kehabisan setiap saat. Tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa
bak semen dan sedikit lebih tinggi dari pada permukaan lantai.Dengan demikian
kotoran dan air kencing tidak tercampur didalamnya (Anonime, 2010).
Sebelum membuat kandang sebaiknya
diperhitungkan lebih dulu jumlah sapi yang akan dipelihara. Ukuran kandang
untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2 m. Sedangkan untuk seekor sapi
betina dewasa adalah 1,8 x 2 m dan untuk seekor anak sapi cukup 1,5x1 m.
Termasuk dalam perlengkapan kandang adalah tempat pakan dan minum, yang
sebaiknya dibuat di luar kandang, tetapi masih dibawah atap. Tempat pakan
dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak/
tercampur kotoran (Anonimf, 2010).
Berikut ini adalah Jenis – Jenis
Kandang
a. Kandang
beranak ( Induk dan Anak )
Kandang beranak atau kandang
menyusui adalah kandang untuk pemeliharaan khusus induk atau calon induk yang telah bunting tua (7-8
bulan) sampai menyapih pedetnya, dengan tujuan menjaga keselamatan dan
keberlangsungan hidup pedet. kenyamanan dan keleluasaan bagi induk dan pedet
selama menyusui. Kandang beranak termasuk individu yang dilengkapi dengan
palungan pada bagian depan, dan selokan pada bagian dibelakang ternak, serta di
belakang kandang dilengkapi dengan halaman pelumbaran. Lantai kandang selalu
bersih, kering dan tidak licin. Kontruksi pagar pelumbaran adalah lebih rapat
yang menjamin pedet tidak keluar kandang. Luas kandang beranak mempunyai ukuran
3 X 3 meter termasuk palungan didalamnya (Sansoucy. 1981).
b. Kandang
individu ( Kandang Tunggal )
Kandang individu atau kandang
tunggal, merupakan model kandang satu ternak satu kandang. Pada bagian depan
ternak merupakan tempat palungan (tempat pakan dan air minum), sedangkan bagian
belakang adalah selokan pembuangan kotoran. Sekat pemisah pada kandang tipe ini
lebih diutamakan pada bagian depan ternak mulai palungan sampai bagian badan
ternak atau mulai palungan sampai batas pinggul ternak Tinggi sekat pemisah
sekat sekitar 1 m atau setinggi badan sapi. Sapi di kandang individu diikat
dengan tali tampar pada lantai depan guna menghindari perkelahian sesamanya
Luas kandang individu disesuaikan dengan ukuran tubuh sapi yaitu sekitar
panjang 2,5 meter dan lebar 1,5 meter (Sansoucy. 1981).
c. Kandang
Kelompok
Kadang koloni atau kandang komunal
merupakan model kandang dalam suatu ruangan kandang ditempatkan beberapa ekor
ternak, secara bebas tanpa diikat.Penggunaan tenaga kerja untuk kandang koloni
lebih efisien dibanding kandang model individu, karena pekerjaan rutin harian
adalah membersihkan tempat pakan, minum dan memberikan pakan. Dalam hal ini
satu orang tenaga kandang mampu menangani sekitar 50 ekor sedangkan untuk
kandang individu sekitar 15 – 20 ekor..
d. Kandang
penggemukan
Kandang penggemukan untuk pemeliharaan sapi jantan dewasa beberapa bulan sampai mencapai bobot
tertentu. Lama pemeliharaan ternak pada kandang penggemukan berkisar antara 4 – 12
bulan, tergantung pada kondisi awal ternak (umur dan bobot badan) dan ransum
yang diberikan. Tipe kandang untuk penggemukan ternak jantan dewasa adalah tipe
kandang individu, untuk menghindari perkelahian sesamanya Beberapa model
kandang penggemukan dengan system kereman dibuat lebih tertutup rapat dan
sedikit gerak untuk mengurangi kehilangan energi dan mempercepat proses
penggemukan (Sansoucy. 1981).
e. Kandang
paksa
Kandang paksa atau lebih dikenal
dengan kandang jepit adalah untuk melakukan kegiatan perkawinan IB, perawatan
kesehatan (potong kuku) dan lain sebagainya. Kontruksi kandang paksa harus kuat
untuk menahan gerakan sapi. Ukuran kandang paksa yaitu panjang sebesar 110 cm,
lebar sebesar 70 cm dan tinggi sebesar 110 cm. Pada bagian sisi depan kandang
dibuat palang untuk menjepit leher ternak (Sansoucy. 1981).
f. Kandang
pejantan
Kandang pejantan untuk pemeliharan
sapi jantan yang kusus digunakan sebagai pemacek. Tipe kandang pejantan adala
individu yang dilengkapi dengan palungan (sisi depan) dan saluran pembuangan
kotoran pada sisi belakang (Kontruksi kandang pejantan harus kuat serta mampu
menahan benturan dan dorongan serta memberikan kenyamanan dan keleluasaan bagi
ternak. Luas kandang pejantan adalah panjang (sisi samping) sebesar 270 cm dan
lebar (sisi depan) sebesar 200 cm ( Firman, 2010).
Macam Penyakit Sapi Potong
Beragam faktor dapat mempengaruhi
kesehatan sapi. Namun diantara beragam faktor tersebut, lingkungan dan
penularan merupakan faktor yang paling banyak membuat ternak sapi terserang
penyakit. “ Mencegah lebih baik daripada mengobati “, itulah yang harus digaris
bawahi. Untuk faktor lingkungan, layak diperhatikan keadaan kelembaban kandang,
kebersihan lantainya, posisi ventilasi dan aliran udara, apakah sinar matahari
pagi masuk dengan baik ke dalam kandang atau tidak. Pakan juga merupakan salah
satu penyebab sapi terserang penyakit, oleh karenanya prosentase dan
keseimbangan pakan layak dipertimbangkan dengan matang.
Lengah pada salah satu hal diatas,
maka potensi keuntungan juga akan berkurang karena pengobatan penyakit pada
ternak sapi tidak semudah yang dibayangkan, apalagi jika terlambat sapi bisa
mati. Untuk mencegah semua kemungkinan diatas, kontrol yang ketat dan
pengecekan setiap hari diperlukan.
Berikut ini adalah beberapa jenis
penyakit pada sapi perah dan sapi potong serta cara pengobatan dan pencegahannya.
PENYAKIT ANTHRAX
Penyakit antrax adalah jenis
penyakit yang sangat berbahaya dan dapat menular pada manusia. Biasanya
kategori penyakit seperti ini disebut zoonosis. Penyakit ini disebabkan
oleh bakteri Bacillus Anthracis yang masuk ke dalam tubuh melalui pakan
dan air minum. Selain melalui pakan dan air minum yang tidak bersih, bakteri
antrax bisa masuk ke dalam tubuh sapi lewat tanah yang tercemar bakteri dan
masuk melalui pernafasan atau luka pada sapi. Bakteri antrax adalah bakteri
yang daya tahannya luar biasa, disinfektan dan panas terkadang tidak mampu
melawan bakteri ini. Penyebarannya juga sangat cepat apabila sapi tersebut
kurang makan dan kelelahan, apalagi saat musim panas. Penyakit ini bisa
menyerang semua sapi dari berbagai tingkatan umur dan bisa menular kepada
manusia.
Bila sapi sudah terkena antrax,
sebaiknya manusia tidak mendekat dan harus berhati - hati dalam penanganannya.
Bakteri dapat menular pada manusia melalui luka, pernafasan (jika menghirup
bulu sapi yang terserang).
- Ciri dan Gejala umum Antrax pada sapi adalah sebagai berikut
:
- Sapi demam, lemah dan mudah
jatuh/ambruk
- Radang pada bagian limpa dan akhirnya sapi menjadi
diare
- Banyak pendarahan di beberapa bagian tubuh, biasanya
berwarna hitam (pada lubang hidung dan mulut, pori - pori dan pada lubang
anus sapi)
- Nafas tersengah – sengah
- Pembengkakan pada bagian bawah perut
- Bila sudah akut, sapi akan mati mendadak
- Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Antrax pada sapi :
- Vaksinasi spora avirulen secara
berkala tiap tahun pada sapi yang belum terkena
- Pengecekan, pembersihan dan karantina jika pada suatu
daerah sudah terkena antrax
- Jangan memberi makan sapi dengan akarnya, biasanya
hijauan. Berikan rumputnya saja
- Jangan sering - sering kontak fisik dengan ternak jika
tidak benar - benar darurat
- Jika sapi sudah terkena, berikan antibiotik dengan
spektrum luas seperti Penisilin G, Oxytetracyclin, Streptomycin
- Hewan yang sudah mati jangan dibedah, jangan memegang
langsung bagian luka. Langsung kubur saja bila perlu bakar bangkainya.
PENYAKIT SURRA
Penyakit surra merupakan penyakit
parasit yang disebabkan oleh protozoa Trypanosoma evansi. Parasit ini hidup
dalam darah induk semang dan memperoleh glukosa sehingga dapat menurunkan kadar
glukosa darah induk semangnya. Menurunnya kondisi tubuh sapi akibat cekaman
misalnya stress, kekurangan pakan, kelelahan, kedinginan dan sebagainya
merupakan faktor yang memicu kejadian penyakit ini. Penularan terjadi secara
mekanis dengan perantaraan lalat penghisap darah seperti Tabanidae,
Stomoxys, Lyperosia, Charysops dan Hematobia serta jenis arthropoda yang
lain seperti kutu dan pinjal.
Penyakit surra sering menyerang sapi
pada musim hujan dimana kondisi kekebalan sapi sering turun dan melemah .
Beberapa kasus bahkan dapat menewaskan ternak terutama kerbau.
- Ciri Dan Gejala Umum Penyakit Surra pada sapi adalah sebagai
berikut:
- Gerakan sapi menjadi tidak
aturan (sempoyongan, jalan berputar putar/mubeng) jika sudah parah sering
kejang – kejang
- Selaput lendir menguning
- Tidak ada nafsu makan dan bulu rontok
- Demam dan cepat lelah
- Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit Surra pada sapi :
- Penyemprotan insektisida di
kandang ternak (biasanya sejenis asuntol) untuk mencegah datangnya
serangga penghisap darah.
- Hindarkan kandang sapi dari tempat yang rawan menjadi
sarang serangga (parit dan tempat lembab)
- Sisa - sisa pakan ternak jangan sampai membusuk di
kandang
- Bila sapi luka, jangan sampai dibiarkan infeksi dan
menjadi makanan bagi lalat
- Karantina sapi yang sakit dan berikan obat berupa
atocyl maupun artosol, namun dalam penggunaannya hendaknya melalui
konsultasi dengan dokter hewan setempat
PENYAKIT KUKU BUSUK
Seperti namanya, penyakit kuku busuk
berkembang di bagian kuku sapi. Sering disebut sebagai penyakit Foot
Rot (Pembusukan kaki/kuku). Kuman fusiformis masuk ke dalam
celah kuku sapi dan berkembang disana, bahkan daya tahan kuman tersebut semakin
lama jika berada di dalam kuku sapi. Penyebab masuknya kuman ini adalah dimana
kuku sapi terluka akibat hantaman benda keras di tempat yang kotor dan akhirnya
kuman masuk dan berkembang pesat. Jika dibiarkan, kuman ini akan berkembang
menjadi penyakit yang melumpuhkan sel - sel di telapak kaki sapi hingga sapi
tidak dapat berjalan.
- Ciri dan Gejala Umum Penyakit Kuku Busuk pada sapi :
- Celah kuku dan tumit terlihat
membengkak
- Keluar cairan kuning dan berbau
busuk pada bagian kuku
- Mengelupasnya selaput pada bagian kuku diakibatkan
matinya jaringan sel pada bagian tersebut
- Sapi terlihat pincang saat bergerak dan kesakitan
- Pencegahan dan Pengobatan Kuku Busuk pada Sapi :
- Jaga kebersihan kandang sehingga bakteri dan kuman
sulit berkembang
- Sering periksa kebersihan kuku
sapi
- Jika sudah terserang, segera rendam kaki yang terserang
dengan larutan formalin sebanyak 10%
- Untuk pengobatan dengan suntik, usahakan kaki sapi
tetap kering dan disuntikkan larutan sulfat beserta antibiotik sesuai
saran dokter hewan
PENYAKIT KEMBUNG PERUT (BLOAT)
Penyakit kembung perut disebabkan
oleh macetnya saluran gas dalam tubuh sapi, akibatnya pencernaan tidak lancar
dan bagian perut rumen membesar. Ini dapat dilihat dari bagian perut sapi
sebelah kiri, apabila sapi kembung pasti akan terlihat membesar. Penyakit
kembung perut yang diderita sapi, dapat menyebabkan kematian karena struktur
organ sapi yang unik. Dimana pada sapi, jantungnya terletak disebelah kanan
perut, bukan dibagian dada seperti halnya manusia. Hal tersebut akhirnya
menyebabkan jantung sapi terhimpit oleh angin dan asam lambung saat menderita
kembung. Karena kembung yang terjadi, mendesak dan mengakibatkan perut sapi
membesar kesamping. Kematian pada sapi yang menderita kembung perut,
biasanya rentan terjadi karena ketidaktahuan dan salah penanganan oleh
peternak. Saat sapi mengalami kelumpuhan dengan perut yang kembung, banyak
peternak yang memposisikan sapi mereka telentang. Hal itu menyebabkan, jantung
sapi terhimpit dengan lebih cepat.
Penyebab utama sapi terserang
kembung adalah rumput - rumputan yang basah, kurang berserat. Oleh karenanya
seleksi hijauan mutlak diperlukan dan berikan presentase hijauan jenis
leguiminose maksimal lima puluh persen.
- Ciri dan Gejala Umum Penyakit Kembung Perut / Bloat pada
sapi:
- Perut bagian kiri membesar
karena gas tidak dapat keluar
- Pernafasan terganggu karena
organ pernafasan ditekan oleh membesarnya rumen
- Gerakan kurang lincah dan sering terjatuh
- Dalam kondisi parah, hewan bisa lumpuh dan mati
- Pencegahan dan Pengobatan Kembung Perut pada sapi :
- Jangan biasa memberikan pakan
rumput yang masih basah, terutama di pagi hari
- Kurangi prosentase pemberian
leguminose hijauan
- Jerami kering berikan di pagi hari sebelum memakan
hijauan jenis lain
- Usahakan ternak banyak bergerak sehingga mengurangi gas
pada lambung
- Cara pengobatan yang biasa diberikan adalah anti bloat
yang mengandung dimethicone dan minyak nabati yang berasal dari kacang
tanah. Minyak nabati bisa disuntikkan pada sapi yang terkena bloat
- Konsultasikan pada dokter hewan untuk penggunaan obat
yang tepat
PENYAKIT DEMAM
Demam ini umum disebut demam 3 hari.
Istilah kedokterannya adalah BOVINE EPHEMERAL FEVER (BEF). Penyebab demam
BEF ini adalah gigitan lalat Cullicoides sp dan nyamuk Culex Sp.
Penyakit ini tergolong mudah diatasi dan tidak menular terutama bagi manusia.
- Ciri dan Gejala Umum Penyakit Demam (BEF) pada sapi adalah :
- Sapi terlihat lemah dan lesu
- Sapi demam tinggi dan terkesan
pincang
- Susah bergerak dan berdiri
- Sesak dan gemetaran
- Timbul cairan pada bagian hidung dan mata ternak
- Nafsu makan menurun
- Pada sapi perah, produksi susu akan menurun
- Pencegahan dan Pengobatan Demam pada sapi :
- Lingkungan yang bersih
- Penggunaan insektisida pada
kandang
- Berikan obat penurun panas dan usahakan sapi banyak
minum air
- Obat tradisional bagi BEF adalah pemberian gula merah
dan garam dapur dan diminumkan pada sapi.
- Tetap
konsultasi pada dokter hewan untuk lebih baiknya.
- Daging boleh dipotong dan dikonsumsi
PENYAKIT INGUSAN (MALIGNANT
CATHARRAL FEVER)
Penyakit ini ditularkan melalui
virus Gamma Herpesvirinae dan penularan virus dari ternak jenis
domba. Biasanya menyerang sapi yang sering digembalakan bercampur dengan ternak
lain seperti domba dan kambing. Biasanya domba yang sudah terserang tidak
menunjukkan gejala apapun, tetapi meninggalkan virus tersebut melalui bekas
pakan yang telah dikunyah dan dimuntahkan kembali. Sapi yang memakan bekas
makanan tersebut akan dapat terkena penyakit ingusan.
- Ciri dan Gejala Umum Penyakit Ingusan pada sapi biasanya
adalah :
- Timbul cairan pada bagian
hidung dan mata ternak, lama kelamaan akan berubah dari encer menjadi
lebih kental
- Ternak mulai terlihat meneteskan air liur
- Bagian moncong kering dan terkadang keluar nanah
- Ternak terdengar sulit bernafas dan gemetar
- Bagian mata terlihat keruh dan cenderung memutih
- Jika sudah parah kulit ternak seperti terkelupas
- Sapi berjalan sempoyongan dan lemah, jaringan tubuh
rusak dan sapi terlihat kurus
- Jika dibiarkan maka sapi akan lumpuh total dan mati
- Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Ingusan pada sapi :
- Jangan sering menggembalakan
sapi bersamaan dengan domba atau kambing
- Jauhkan kandang sapi dari
kandang domba yang baru datang dan belum divaksinasi
- Kontrol kebersihan pakan yang akan dikonsumsi oleh sapi
- Jaga kebersihan dan sanitasi kandang
- Pisahkan dan karantina sapi yang terserang
- Usaha yang bisa kita lakukan adalah dengan pencegahan
infeksi dengan antibiotik sehingga gejala tidak meluas
- Penyakit ini belum ada obat yang mampu menghilangkan
secara keseluruhan, namun dapat hilang sendiri jika penanganan kita cepat
dan sapi dipelihara dengan baik
- Usahakan penanganan secara langsung setelah terlihat
gejala ringan, biasanya 4 hari setelah terserang sapi akan semakin
memburuk
- Konsultasikan pada dokter hewan terkait pemakaian obat.
Ingat, obati secara langsung setelah terlihat gejala ingusan, jangan
terlambat.
- Ternak yang mati tetap dapat dipotong dan dikonsumsi,
namun bagian yang terinfeksi harus dibuang.
PENYAKIT KUDIS (SCABIES)
Penyakit Kudis (Scabies) merupakan
penyakit zoonoisis dan dapat menular pada manusia. Biasanya
disebabkan oleh alat dan kandang yang kotor. Kotoran tersebut terkadang
mengandung tungau sarcoptes scabei. Ternak sapi yang sehat biasanya
tertular jika sudah terjadi kontak langsung dengan sapi yang terkena skabies.
Biasanya sapi yang terserang skabies terkesan seperti ternak yang gatal -
gatal.
- Ciri dan Gejala Umum Penyakit Scabies pada sapi adalah :
- Sapi sering menggigit bagian
tubuhnya
- Terkadang menggosok - gosokkan
badannya pada kandang (seperti menggaruk - garuk)
- Bulu rontok dan nanah mulau muncul pada bagian tubuh
- Karena ini adalah penyakit kulit sapi, akan timbul
kerak berwarna abu - abu pada bagian tubuh sapi dan kulit terkesan kaku
- Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Skabies pada sapi :
- Kandang usahakan berjauhan
dengan rumah tinggal
- Aliran udara dan sanitasi kandang usahakan bagus
- Usahakan kandang sapi kering dan selalu bersih
- Hewan yang terdiagnosa skabies harus dipisahkan dan
dikarantina
- Pengobatan yang aman biasanya dengan pemberian minyak
kelapa dicampur dengan kapur barus kemudian gosokkan pada kulit yang
terkena.
- Serbuk belerang, dicampur dengan kunyit dan minyak
kelapa yang sudah dipanaskan, gosokkan pada kulit sapi. Bisa juga digosok
dengan air tembakau.
- Sapi yang mati setelah terkena skabies tetap dapat
dikonsumsi, hanya saja buang bagian yang terkena tungau. Sebaiknya
berkonsultasi dulu dengan dokter hewan.
PENYAKIT CACINGAN (HELMINTHIASIS)
Penyakit cacingan merupakan penyakit
yang paling sering menyerang ternak sapi yang dipelihara secara tradisional dan
tergolong penyakit yang mudah ditangani tergantung dengan banyak/sedikit-nya
cacing dalam tubuh, jenis cacing yang menyerang (cacing hati, cacing pita,
cacing gilig/nematoda)dan penanganan. Jenis cacing yang menyerang sapi
sebenarnya sangat banyak jenisnya. Namun yang paling sering menyerang adalah
jenis cacing hati dan cacing pita, biasanya disebabkan oleh kondisi pakan yang
tidak bersih / mengandung larva cacing. Biasanya pada rumput hijauan. Proses
pengobatan biasanya dilakukan dengan melumpuhkan cacing sehingga cacing yang
mati tersebut akan ikut keluar melalui kotoran sapi.
- Ciri dan Gejala Umum Penyakit Cacingan pada sapi adalah:
- Sapi tidak nafsu makan
- Sapi terlihat kurus dari hari
ke hari
- Susah buang air besar / tidak teratur
- Diare berkepanjangan dan mencret
- Gerakan melemah dan mata sayu
- Nafas terengah – engah
- Hidung dan mulut mulai kering
- Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Cacingan pada sapi:
- Usahakan kandang tidak sering
lembab
- Jangan terlalu sering menggembalakan sapi karena kita
tidak bisa mengontrol kebersihan rumput yang dikonsumsi oleh sapi
- Sisa pakan di kandang jangan dibiarkan terlalu lama,
segera buang atau olah menjadi pupuk tanaman
- Berikan obat cacing secara rutin dan berkala (biasanya
dua bulan sekali)
- Obat yang biasanya digunakan oleh dokter hewan adalah
dalam jenis benzimidazol, Imidathiazol dan Avermectin (konsultasi dengan
dokter hewan sebelum menggunakan)
- Pengobatan tradisional dengan pemberian daun / buah
nanas. Terutama untuk melumpuhkan cacing nematoda. Untuk cacing lainnya,
bisa diberikan bawang putih karena sangat efektif dan tidak terdapat efek
samping.
PENYAKIT NGOROK (SEPTICHAEMA
EPIZOOTICA)
Penyakit ngorok adalah penyakit yang
menyerang saluran pernapasan sapi yang berusia muda (umur 6-24 bulan). Penyakit
ini disebabkan oleh bakteri PastureIla multocida. Bakteri ini biasanya
menyerang sapi yang baru mengalami perjalanan jauh. Penularan penyakit terjadi
melalui makanan dan minuman yang tercemar bakteri.
- Ciri dan Gejala umum Penyakit Ngorok pada sapi adalah
sebagai berikut:
- Membengkaknya kulit kepala dan
selaput lendir lidah disertai warna merah dan kebiruan
- Membengkaknya leher, anus, dan vulva; paru-paru
meradang
- Selaput lendir usus dan perut masam serta berwarna
merah tua
- Sapi mengalami demam dan sulit bernapas sehingga
terdengar mengorok.
- Dalam keadaan sangat parah, sapi akan mati dalam waktu
antara 12-36 jam.
- Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Ngorok pada sapi:
- Pencegahan penyakit ini
dilakukan dengan memberikan vaksinasi anti-SE, setiap 6 bulan sekali.
- Pengobatannya dapat dilakukan
dengan memberikan antibiotika atau sulfa.